Image : http://www.sxc.hu/pic/m/j/ju/juliaf/837375_mouth.jpg
Hidup penuh Roh Kudus menjadi dambaan anak Tuhan. Sebagian mendapat karunia berbahasa Roh. Karunia ini menimbulkan perbedaan penafsiran di kalangan anak Tuhan. Pentingkah berbahasa Roh ?
Selesai menyeruput minuman, teman di depanku bertanya," Kamu sudah berbahasa Roh ?". Aku kaget, tidak siap dengan pertanyaan serius.
" Belum " jawabku.
" Rasul Paulus berbahasa Roh, lho "
" Ya " aku membenarkan.
" Kita harus penuh Roh Kudus " dia mulai bicara serius." Roh Kudus harus ada dalam kehidupan kita,"
" Aku percaya Tuhan Yesus. Itu karya Roh Kudus. Berarti ada Roh Kudus di hidupku " aku menyambung obrolan.
" Tidak cukup " jawabnya mantap." Saat penuh Roh Kudus Tuhan akan memberikan tanda " dia melanjutkan." Aku dikaruniai berbahasa Roh."
" Wah, selamat ya " aku menanggapi pembicaraannya.
Tiba-tiba alarm HPnya berdering. Jam istirahatpun selesai.
Menunggu penataran dimulai lagi, aku bertanya-tanya. Apa sebenarnya bahasa Roh, tanda ataukah tujuan. Kalau itu tanda, apakah tujuannya. Kalau itu tujuan, untuk apa ?
Instruktur penataran dalam perjalanan ke ruang kelas. Segera kutata pikiranku. Sudah begini saja, kataku dalam hati mencoba menenangkan pikiranku yang masih bergelora. Apa yang bisa kamu lakukan sekarang ? Hm apa ya. Mengabarkan Injil, misalnya. Ya ya ya, itu bagus, tapi ... tapi .... itu kan hm ..... Bagaimana kalau bersaksi ? Bersaksi ? ya okelah akan ku coba.
Tunggu dulu, bersaksinya kan setelah kita menerima kuasa dari Roh Kudus ?
Pernahkah anda bersaksi ? minimal menjawab pertanyaan tentang iman Kristen. Dari manakah kuasa untuk anda bersaksi ?
KE MENU |
---|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar